Rasa malas
sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Siapa pun yang dihinggapi
rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan.
Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang
pada orang yang malas.
Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan.
Rasa malas diartikan sebagai
keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau
sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah
menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda
sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll.
Pendapat lain menyebutkan bahwa
malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan.
Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas.
Karena malas, seseorang
seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu,
semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada
kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja,
penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’.
Pada era globalisasi, perilaku
malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang
mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja,
perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah.
Menurut pakar psikologi,
seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan
disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat setiap kali
mengerjakan sesuatu.
Seorang yang malas bekerja,
motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap
pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya
terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada
dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan
itu. Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin tidak begitu.
Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini ada beberapa tips antara lain:
- Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
- Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
- Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
- Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
- Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
- Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
- Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
- Mengubah kegiatan ketaatan. Misal bosan menghafalkan surat berganti dengan membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.
No comments:
Post a Comment