Bulan
Ramadhan, bulan yang mulia, bulan yang selalu dinanti ummat islam, bulan
ampunan tempat pahala berganda, bulan ampunan yang didalamnya terdapat
satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Bulan ramadhan adalah bulan
multi sarana, Bulan Ramadhan adalah sarana untuk menggapai kemenangan,
bulan Ramadhan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas perjuangan, dan
bulan ramadhan adalah sarana untuk mencapai kemerdekaan.
Masih banyak kiranya peran bulan
Ramadhan sebagai bulan multi sarana, sarana untuk mempererat tali
ukhuwah, sarana tarbiyah dan sebagai sarana yang lain-lainnya. Yang
harus kita perhatikan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan bulan suci
Ramadhan ini, jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, tapi kita tidak
mendapat sesuatu apapun. Merugilah kita tentunya.
Bagaimana bulan suci Ramadhan
mengantarkan umat islam pada kemenangan dan kejayaan, apa rahasia yang
ada sehingga sejarah mencatat karya-karya gemilang terjadi di bulan suci
Ramadhan?
Perang Badar adalah salah satu
sejarah kemenangan di bulan suci Ramadhan. Tepat tanggal 17 Ramadhan
meletuslah perang Badar yang dahsyat itu. Pasukan kafir Quraisy
menghujani pasukan Muslimin dengan anak panah. Pasukan Muslim balas
menyerang dengan gigih seraya meneriakkan kata, “Ahad… Ahad….Ahad…!”
padahal Jumlah pasukan Muslimin hanya berkisar 300 orang dengan membawa
70 ekor unta. Sementara kekuatan Quraisy Makkah berkisar 1.000 orang,
tiga kali lebih banyak dari kaum Muslimin. Perang yang amat dahsyat ini
akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslim, pembela agama Allah. Perang yang
terjadi di bulan Ramadhan ini menjadi peristiwa sangat penting dalam
sejarah Islam.
Pada tanggal 21 Ramadhan tahun 8
Hijriah. Terjadi Peristiwa Pembebasan Makkah yang menjadi bukti sejarah
kemerdekaan di bulan Ramadhan yang pada saat itu pasukan kaum Muslim
dipimpin langsung oleh Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-.
Berhala- berhala yang sekian lama menodai kesucian Kab’ah dibersihkan.
Musuh yang tertawan tidak dijadikan budak sebagaimana kebiasaan kaum
musyrik ketika memenangkan pertempuran, melainkan dibebaskan dan
dimaafkan. Pada saat itu Bilal naik ke atas Ka’bah dan mengumandangkan
adzan. Kalimat- kalimat agung yang dulu harus dibisikkan secara
sembunyi-sembunyi itu kini membelah angkasa. Allahu Akbar.. Allahu
Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar….!
Bukan hanya dijaman Nabi dan
shahabatnya, Peristiwa kemenangan jihad besar sepeninggal Rasulullah
-sholallahu 'alaihi wasallam- juga banyak terjadi di bulan suci
Ramadhan. Misalnya, pada Ramadhan 92 H, ketika Panglima Thariq bin Ziyad
bersama 7.000 pasukan menyeberangi selat Gibraltar untuk membebaskan
kota Andalusia di Spanyol. Di bukit Jabal Thariq, sang panglima berseru!
“Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan,
menaklukan negeri dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau
kita semua binasa.” Dalam rangka melawan pasukan Spanyol yang
berkekuatan 100.000. Di bulan suci Ramadhan itu kaum Muslimin atas
pertolongan Allah -ta'ala-, lagi-lagi memperoleh kemenangan.
Pada Ramadhan tahun 584 hijriah
juga terjadi perang Salib di Eropa. Pasukan Islam yang dipimpin oleh
Shalahudin Al-Ayubi berhasil memporak-porandakan pasukan Salib Eropa
yang dipimpin Raja Richard III dari Inggris yang terkenal bengis. Tapi,
berkat kegagahan Shalahudin Al-Ayubi, sang Raja yang berjuluk The Lion
Heart itu akhirnya takluk. Dan kaum Muslim berjaya di Eropa.
Sebagai warga indonesia, kita
harus tahu bahwa Ramadhan juga menjadi kemenangan besar bagi bangsa kita
tercinta. Di bulan suci ini, tepatnya tanggal 17 Ramadhan 63 tahun
lalu, bersamaan dengan 17 Agustus 1945, bangsa kita memproklamirkan
kemerdekaan. Sangat tepat jika dalam pembukaan UUD 1945 para pendiri
bangsa ini menyatakan bahwa kemerdekaan adalah, “Atas berkat rahmat
Allah yang Maha Kuasa…”
Sejarah telah mencatat, pada bulan suci Ramadhan banyak kesuksesan dan kemenangan besar diraih umat Islam.
Ini membuktikan bahwa bulan
Ramadhan bukan bulan bermalas-malasan dan kelesuan. Rahasia kesuksesan
tersebut dikarenakan niat yang ikhlash, komitmen yang kuat dan
kesungguhan yang didasari dengan keyakinan sehingga banyak ditorehkan
kesuksesan. Begitu pula dalam hadits diungkap kesibukan Rasulullah
-sholallahu 'alaihi wasallam- dan masyarakatnya dalam mengisi Ramadhan.
bagaimana beliau mengikat kain sarungnya di sepuluh malam yang terakhir
sebagai pertanda kesungguhan dalam ibadah dan mengurangi tidur. Maka
semestinya contoh-contoh seperti inilah yang kita tiru dalam hari-hari
Ramadhan kita yang sedang kita jalani. Semoga Allah -ta'ala- memudahkan
kita menjalani Ibadah di bulan Ramadhan dengan baik dan diliputi
keberkhan. Amien
No comments:
Post a Comment