Sebelum kita lihat beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan yang
tujuh macam tersebut, ada baiknya kita lihat dahulu struktur kecerdasan
tersebut yang terdiri dari dua bagian:
Bagian pertama ialah informasi atau pengetahuan itu sendiri. Ini kita peroleh melalui pengalaman dan pendidikan.
Bagian kedua ialah mengolah informasi, terdiri dari penalaran,
penilaian, dan kreativitas. Mudah dipahami, memang sebagian kecerdasan,
kita warisi secara genetis. Warisan semacam ini umumnya kita sebut
sebagai bakat. Tetapi bagian terbesar dari kecerdasan adalah hasil
usaha. John Dewey mengatakan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang kita
miliki dan tak berubah selamanya, melainkan kecerdasan adalah suatu
proses pembentukan yang berkesinambungan, dan untuk mempertahankannya
diperlukan semacam kewaspadaan untuk mengamati kejadian-kejadian,
keterbukaan untuk belajar, dan keberanian untuk menyesuaikan diri.
Jadi untuk meningkatkan kecerdasan, kita perlu menambah pengetahuan dan
berlatih memproses pengetahuan itu lewat kegiatan kreatif, kegiatan
menalar, dan kegiatan mengevaluasi atau menilai. Dari penjelasan yang
sederhana ini maka beberapa hal di bawah ini akan menolong kita untuk
meningkatkan kecerdasan kita:
1. Mengadakan evaluasi diri.
Meneliti kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tepatnya menyusun
peringkat kecerdasan kita, yang mana dari yang tujuh tersebut paling
kuat, kedua paling kuat, dan seterusnya.
2. Menetapkan cita-cita atau sasaran hidup.
Cita-cita yang jelas akan membangkitkan semangat dan antusiasme.
Cita-cita yang memikat bagi diri sendiri mampu melahirkan daya juang.
Semangat, antusiasme, dan daya juang adalah tiga serangkai yang membuat
kita produktif belajar dengan demikian kecerdasan kita diasah. Dari
sekian banyak cita-cita, maka salah satunya ialah kita harus
mencita-citakan menjadi orang cerdas dan ingin dikenal orang sebagi
orang cerdas.
3. Membangun suatu kebiasaaan hidup cerdas, umpamanya membaca, berdiskusi, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.
4. Membangun sikap keterbukaan-kritis.
Sikap terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide baru, ilmu-ilmu baru,
dan pengertian-pengertian baru. Tapi jangan terlalu terbuka supaya kita
masih mungkin membuat sintesa dari pertemuan sejumlah ide-ide yang
berlainan. Jadi kita juga harus kritis, artinya mampu mempertanyakan apa
saja yang memasuki alam pikiran kita. Tapi jangan terlalu kritis yang
membuat kita jadi tertutup, kaku, dan merasa benar sendiri. Yang pas
adalah terbuka dan kritis.
5. Membangun suatu sikap belajar positif terhadap apapun yang kita alami.
Pengalaman, kata Aldous Huxley, bukanlah peristiwa-peristiwa
yang menimpa kita, melainkan apa yang kita lakukan terhadap
peristiwa-peristiwa itu. Hanya dengan sikap belajar positif inilah kita
dapat bertambah cerdas sesudah mengalami suatu peristiwa, yaitu
pengalaman kita jadikan sebagai guru. Pengalaman, katanya, adalah guru
terbaik.
6. Membangun sikap yang rendah hati.
Air selalu mengalir ke tempat yang rendah, demikian pula hikmat dan pengetahuan mengalir menuju hati yang rendah.
Penutup
Saya harap, sesudah membaca artikel ini, Anda sekalian akan bertambah
cerdas. Bila Anda berhasil melihat ketaklengkapandan kekurangan artikel
ini dan sekalian melengkapinya, berarti Anda adalah orang yang sangat
cerdas. Tapi bila Anda tidak merasa dicerdaskan sedikitpun, itu berarti
sayalah yang kurang cerdas, sedikitnya kurang cerdas dalam hal penalaran
dan verbal. Doakanlah supaya saya tambah cerdas. Dengan berbuat
demikian, kecerdasan etis-spiritual Anda akan ditingkatkan. Artinya
upaya membaca artikel ini sama sekali tak sia-sia.
No comments:
Post a Comment